PENGARUH KEBIJAKAN PEMBATASAN KEGIATAN WILAYAH BALI TERHADAP KELUARAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN (CO DAN NOX) DI JALAN IMAM BONJOL DENPASAR PADA MASA PANDEMI COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.55511/jpsttd.v13i2.639Keywords:
Emisi Gas Buang, PPKM, Vissim, ISPUAbstract
Akibat peningkatan jumlah masyarakat yang terdampak Covid-19, pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut, tidak terkecuali Provinsi Bali. Dengan adanya pembatasan ini tentunya akan memengaruhi jumlah emisi gas buang yang dihasilkan akibat penurunan jumlah perjalanan. Oleh karena itu, dilakukan analisis mengenai emisi gas buang dengan pelebaran jalan sebelum pandemi covid-19 serta emisi gas buang dengan pelebaran jalan setelah pandemi covid-19. Dalam penelitian ini, menggunakan pemodelan vissim yang telah dikalibrasi menggunakan data inventarisasi jalan, kecepatan, dan volume yang kemudian dapat menentukan keluaran emisi kendaraan. Uji validitas menggunakan uji Indenpendent Sample T-test. Dari hasil penelitian didapat bahwa penurunan emisi gas buang paling drastis terjadi di Simpang Nakula yaitu untuk gas karbon monoksida (CO) sebesar 26.646,27 gram/jam dan NOx sebesar 5.384,4 gram/jam. Sementara simpang yang lain juga mengalami penurunan. Untuk Simpang Soputan terjadi penurunan gas karbon monoksida (CO) sebesar 17.326,18 gram/jam dan NOx sebesar 3.371,18 gram/jam. Serta Simpang Pulau Galang terjadi penurunan gas karbon monoksida (CO) sebesar 10.154,83 gram/jam dan NOx sebesar 1.975,76 gram/jam.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.