PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP PENGGUNAAN RUANG PEJALAN KAKI
Abstract
Meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki adalah kebijakan populer di negara-negara
maju.Bertentangan dengan negara-negara maju, negara berkembang seperti Indonesia menganggap
berjalan kaki merupakan kebiasaan yang tidak populer di daerah perkotaan. Hal ini dibuktikan di
Kota Bekasi sebagai salah satu kota di Indonesia. Selain faktor internal dari pelaku pejalan kaki itu
sendiri seperti: kemalasan, efisiensi waktu, dan faktor budaya; faktor eksternal juga berkontribusi
terhadap masalah. Faktor-faktor eksternal seperti iklim, cuaca, polusi, dan fasilitas pejalan kaki
yang tidak mendukung. Buruknya kondisi aksesibilitas pejalan kaki berkontribusi pada kurangnya
minat masyarakat Bekasi dalam menggunakan transportasi umum.Oleh karena itu, banyak orang di
Bekasi memilih untuk menggunakan angkutan pribadi daripada angkutan umum.
Meningkatkan walkability tidak memerlukan investasi modal yang besar seperti penggunaan
moda transportasi lainnya. Aspek yang paling penting untuk meningkatkan aksesibilitas pejalan
kaki adalah kondisi prasarana dan integrasi dengan fasilitas angkutan umum. Hal ini karena
hampir semua aktivitas kehidupan manusia bertujuan untuk memindahkan orang dari satu tempat
ke tempat lain dengan berjalan.
Dalam penelitian ini menganalisis kurangnya kesadaran pengguna sepeda motor yang
mengorbankan fasilitas pejalan kaki untuk meningkatkan aksesibilitas dengan memaksa
menggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan dijalan raya. Selain itu kurangnya integrasi
pejalan kaki dengan fasilitas angkutan umum yang kurang memadai sebagai sumber masalah
transportasi di Bekasi.Terkait dengan itu, penelitian ini memberikan desain prasarana pejalan kaki
sesuai dengan konsep Pedestrian Oriented Development (POD) dan New Urban Concept.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.